Menindaklanjuti temuan 11 spesies baru ikan pelangi (Rainbow Fish) jenis Melatonia, Ketua Dewan Konservasi Papua, Indroyono Soesilo mengatakan bahwa hasil penelitian tersebut telah diserahkan kepada pemerintah.
Indroyono mengharapkan pemerintah juga mengambil langkah dengan menyerahkannya ke yayasan sebagai upaya filantropi. “Itu ada 11 spesies baru. Nah, para ilmuwan ingin menyerahkan ini kepada pemerintah. Mungkin bagus kalau pemerintah menyerahkan ke yayasan, yayasannya dilelang untuk nama, untuk filantropi, bisa nanti untuk beasiswa untuk orang-orang Papua di bidang ini,” ujarnya di Jakarta, Selasa (4/3).
Eskpedisi penemuan spesies baru Melatonia ini dilakukan oleh tim Indonesia dan Perancis sejak Mei hingga Juli 2007. Sampelnya kemudian dibawa ke Jakarta dan Perancis untuk melalui uji DNA dan biometrik.
Indroyono menambahkan bahwa kesebelas spesies baru itu ditemukan di wilayah Kepala Burung Papua meliputi wilayah Manokwari, Salawadi, Sorong Selatan, dan Raja Ampat.
Mengenai kemungkinan ke depannya, Indroyono mengatakan, terbuka kesempatan untuk budidaya. Namun karena spesies ini baru ditemukan, maka butuh waktu untuk terlebih dahulu dikonservasi. “Kan baru ya, baru selesai Desember 2007. Nanti tindak lanjutnya akan dievaluasi. Karena ini temuan baru, pertanyaannya banyak nggak? Kalau banyak, tapi langka, harus dikonservasi. Dan kalau sedikit dan bisa budidaya, ya ndak usah dikonservasi,” ungkapnya.
Indroyono mengharapkan pemerintah juga mengambil langkah dengan menyerahkannya ke yayasan sebagai upaya filantropi. “Itu ada 11 spesies baru. Nah, para ilmuwan ingin menyerahkan ini kepada pemerintah. Mungkin bagus kalau pemerintah menyerahkan ke yayasan, yayasannya dilelang untuk nama, untuk filantropi, bisa nanti untuk beasiswa untuk orang-orang Papua di bidang ini,” ujarnya di Jakarta, Selasa (4/3).
Eskpedisi penemuan spesies baru Melatonia ini dilakukan oleh tim Indonesia dan Perancis sejak Mei hingga Juli 2007. Sampelnya kemudian dibawa ke Jakarta dan Perancis untuk melalui uji DNA dan biometrik.
Indroyono menambahkan bahwa kesebelas spesies baru itu ditemukan di wilayah Kepala Burung Papua meliputi wilayah Manokwari, Salawadi, Sorong Selatan, dan Raja Ampat.
Mengenai kemungkinan ke depannya, Indroyono mengatakan, terbuka kesempatan untuk budidaya. Namun karena spesies ini baru ditemukan, maka butuh waktu untuk terlebih dahulu dikonservasi. “Kan baru ya, baru selesai Desember 2007. Nanti tindak lanjutnya akan dievaluasi. Karena ini temuan baru, pertanyaannya banyak nggak? Kalau banyak, tapi langka, harus dikonservasi. Dan kalau sedikit dan bisa budidaya, ya ndak usah dikonservasi,” ungkapnya.
Posting Komentar
p[[[Qo ikan'y aneh bgd ya?? ky binatang melata gtu... tp aneh'y dia hidup di air
iya bro, saya juga heran ikannya aneh banget bro
Posting Komentar